HOME VISIT BERBASIS TELE-NURSING
Abstrak
Penelitian
ini bertujuan menganalisis gambaran pengadaan
Sistem Informasi
Manajemen Keperawatan Home Visit Telenursing di RS. M.Yunus
Bengkulu. Desain
penelitian yang
peneliti gunakan memodifikasi teori penelitian (R) dan pengembangan
(D). Pengembangan
teknologi telenursing berbasis teknologi BAN (body area network)
dapat memberikan hasil
monitoring secara realtime dan
terkoneksi dengan transmisi
WSN (wireless
sensor network) melalui integrasi
dengan device end user (laptop)
yang secara desain dan
implementasi dapat digunakan di daerah pedesaan dan
terpencil. Hasil
penelitian terdapat rancangan sistem program yang memiliki
keunggulan mampu
digunakan untuk mengirim data medis pasien, keluhan utama,
tipe penyakit yang
dirasakannya (ringan, sedang dan berat), visualisasi data secara
image, sound dan text,
bahkan video dapat digunakan sebagai alat detektor kesehatan
pasien berbasis digital
melalui video mail, dan riwayat kesehatan keluarga dengan
teknik multimedia
medical records yang terkoneksi dengan pusat layanan kesehatan RS
M.Yunus Bengkulu.
Penelitian langsung diujicobakan kepada perawat untuk
memperoleh pemahaman
perawat dalam penggunaan telenursing. Kesimpulan yang
didapat dari penelitian
ini adalah antusiasme perawat dalam menerima tantangan baru
dalam memberikan
pelayanan telenursing sangat tinggi, hal tersebut dapat berdampak
pada kemampuan
meningkatkan komunikasi yang efektif antara perawat dan pasien.
Kata Kunci: Home Visit Telenursing, Pengembangan,
SIM
Abstract
This study aims to analyze the
description of Procurement of Nursing Management Information System at Home
Visit Telenursing application at RS. M.Yunus Bengkulu. Design research that
researchers use modify the theory of research (R) and development (D). The
development of telenursing technology based on BAN (body area network)
technology can provide realtime monitoring results and connect with WSN
(wireless sensor network) transmission through integration with end user
devices (laptop) which design and implementation can be used in rural and
remote areas. The result of the study is the design of the program system that
has the advantage of being able to be used to transmit medical data of the
patient, the main complaint, the type of illness he feels (mild, moderate and
severe), visualization of data in image, sound and text, even video, can be
used as health detector digital-based patients via video mail, and family
medical history with multimedia medical records techniques that are connected
to the health center of M. Yusuf Bengkulu Hospital. Direct research was piloted
to the nurse to gain a nurse's understanding of the use of telenursing. The
conclusion of this research is the enthusiasm of nurses in accepting new
challenge in providing telenursing service is very high, it can impact on
ability to improve effective communication between nurse and patient.
Keywords: Home Visit Telenursing,
Development, SIM
PENDAHULUAN
Saat ini dunia keperawatan semakin berkembang.
Perawat dianggap sebagai
salah
satu profesi kesehatan yang harus dilibatkan dalam pencapaian tujuan
pembangunan
kesehatan baik di dunia maupun di Indonesia. Salah satu tujuan
pembangunan kesehatan
di Indonesia adalah
pemerataan pelayanan kesehatan
ke
seluruh daerah
di Indonesia (Riskesdas,
Balitbangkes, dan Kemenkes RI, 2016).
Teknologi
informasi yang terus berkembang sekarang ini harus dicermati oleh
dunia kesehatan
khususnya dunia keperawatan
untuk membantu menjawab
permasalahan
kesehatan yang ada. Semakin berkembangnya teknologi informasi
merupakan suatu
peluang untuk meningkatkan
kualitas asuhan keperawatan
dan
meningkatkan
jangkauan pelayanan keperawatan bagi masyarakat di seluruh Indonesia,
termasuk masyarakat
di daerah yang
terpencil dan jauh (rural area).
Salah satu
teknologi
keperawatan yang terus berkembang adalah telehealth nursing atau tele
nursing
(Kawaguchi.et. all. 2004 dan Scotia, 2014).
Telenursing
adalah upaya penggunaan teknologi informasi dalam memberikan
pelayanan
keperawatan dimana ada jarak secara fisik yang jauh antara perawat dan
pasien,
atau antar perawat. Telenursing merupakan
bagian dari telehealth atau Telenursing adalah upaya
penggunaan teknologi informasi dalam memberikan
pelayanan
keperawatan dimana ada jarak secara fisik yang jauh antara perawat dan
pasien,
atau antar perawat. Telenursing merupakan
bagian dari telehealth atau
telemedicine dan
beberapa bagian terkait dengan aplikasi bidang medis dan non medis
seperti
telediagnosis, telekonsultasi dan telemonitoring (Durrani dan Khoja, 2009).
Praktik
telenursing dapat diaplikasikan dalam berbagai setting area
keperawatan,
dan
dapat berbentuk ambulatory care, call centers, home
visit telenursing, bagian rawat
jalan
dan bagian kegawatdaruratan. Telenursing juga dapat digunakan dalam ragam
yang
sangat bervariasi, meliputi: via telepon (land line dan telepon
seluler), personal
digital
assistants (PDAs), mesin faksimili,
internet by email, video dan audio
conferencing, teleradiologi, sistem informasi komputer bahkan melalui telerobotics
(Scotia,
2014).
Bentuk-bentuk
telenursing dapat berupa triage telenursing, call-center
services,
konsultasi
melalui secure email messaging system, konseling melalui hotline
service,
audio
atau videoconferencing antara pasien dengan petugas kesehatan atau
dengan
sesama
petugas kesehatan, discharge planning telenursing, home-visit telenursing
dan
pengembangan
websites sebagai pusat informasi dan real-time counseling pada
pasien
(CNA,
2005; Centre for E-Health Nursing, 2006; Canadian Nursing Informatics
Association,
2015).
Home
visit telenursing belum dikembangkan secara
optimal diindonesia, apalagi
di
Provinsi Bengkulu, mengingat Bengkulu
adalah area rawan yang berisiko tinggi
gempa,
longsor, banjir serta tsunami karena sepanjang kota bengkulu dikelilingi oleh
pantai,
sehingga Home visit telenursing
ini sangat bermanfaat dan berguna dalam
layanan
akses kesehatan guna menurunkan angka hospitalisasi yang tidak terencana dan
mengurangi
stress keluarga. Menurut Cady, et
all. (2009), salah satu tujuan telehealth
2018. Jurnal
Keperawatan Silampari (JKS) 2 (1) 217-235
atau home visit telen
HOME VISIT BERBASIS TELENURSING
A.Latar Belakang
Kebutuhan
dan tuntutan pelayanan kesehatan
termasuk khususnya keperawatansemakin meningkat termasuk kebutuhan
akan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang salah satunya adalah sistem
informasi manajemen keperawatan (SIMK) yang merupakan perangkat lunak yang
dikembangkan secara khusus untuk divisi pelayanan keperawatan. (swanburg, 2000).
Akses melalui pemanfaatandan penguasaan teknologi. /video conference, call
center, telenursing, telemedicine, tele triage merupakanmedia teknologi
informasi kesehatan yang dapat dimanfaatkan untuk memberi kemudahan layanan
kesehatan bagi masyarakat yang tentu diharapkan akan membuat perawatan
pasien lebih efektif dan ekonomis.
Telenursing yang
merupakan contoh media teknologi informasi kesehatan yang dapat diaplikasikan
dalam asuhan keperawatan sehingga masyarakat dapat mengakses
kebutuhan pelayanan keperawatan melalui media telekomunikasi Telenursing
salah satu teknologi yang telah dilaksanakan dalam pelayanan keperawatan
yaitupenggunaan proses keperawatan dalam memberikan perawatan kepada
pasien melaluiperangkat telekomunikasi (AAACN, 2004). Pelayanan telenursing
yang mencakupsaran dan informasi, janji dan arahan, manajemen gejala, manajemen
permintaan, dan manajemen penyakit. Peran telenursing telah menjadi
semakin penting dalam penyelenggaraan biaya yang efektif, perawatan
berkualitas untuk penanganan dan pengelolan penyakit dengan cara yang
terbaik tentu akan meningkatkan akses pelayanan keperawatan dan meningkatkan
kualitas pelayanan keperawatan.
Telenursing
saat ini semakin berkembang pesat di banyak negara, terkait dengan beberapa
faktor seperti mahalnya biaya pelayanan kesehatan, banyak kasus penyakit kronik
dan lansia, sulitnya mendapatkan pelayanan kesehatan di daerah terpencil, dan
daerah yang penyebaran pelayanan kesehatan belum merata.Telenursing inisangat
membantu terutama untuk negara-negara berkembang dalam menjembatani kesenjangan
antara kebutuhan dan infrastruktur kesehatan yang tersedia. Pelayanan ini
tentu merupakan salah satu solusi untuk akses kesehatan yang terbatas dan
penerimaan informasi yang tersedia terbatas, hal ini dapat menimbulkan
dampak klinis dan keuanganbagi pasien yang sedang mengalami penyakit
kronis khususnya yang menjalani pengobatan dalam jangka waktu yang relatif
lama.
Berdasarkan
uraian singkat ini maka penulis tertarik untuk membahas lebih lanjut mengenai
aplikasi telenursing dalamkepatuhan pasien dalam melaksanakan pengobatan.
B.Kajian Literatur
Definisi Telenursing
Telenursing didefinisikan
sebagai praktik keperawatan dengan menggunakan proses keperawatan untuk
memberikan perawatan pada pasien baik individu atau populasi
pasien melalui perangkat telekomunikasi (AAACN, 2004).
Telenursing
adalah komponen dari telehealth yaitu perawat memenuhi
kebutuhankesehatan klien, dengan menggunakan sistem informasi, komunikasi
dan web-based.atau sebagai pengiriman, manajemen dan koordinasi perawatan
dan layanan yang diberikan melalui teknologi informasi dan telekomunikasi (CNA,
2005).Teknologiyang dapat digunakan dalam telenursing sangat
bervariasi, meliputi: telepon (land linedan telepon seluler), personal
digital assistants (PDAs), mesin faksimili, internet, videodan audio
conferencing, teleradiologi, system informasi komputer bahkan
melaluitelerobotics (Scotia, 2008).
Walaupun
ada sedikit perubahan dalam pemberian asuhan keperawatan melaluitelenursing tetapi
hal tersebut tidak merubah prinsip pemberian asuhan keperawatansecara
fundamental. Seorang perawat yang melakukan telenursing tetap
menggunakanproses keperawatan untuk mengkaji, merencanakan, mengimplementasikan
danmengevaluasi serta mendokumentasikan asuhan keperawatan. Telenursing jugamelibatkan
proses pemberian pendidikan kesehatan kepada klien, serta adanya systemrujukan.
Selain itu telenursing juga tetap mengharuskan adanya hubungan
terapeutikantara perawat dan klien, dalam telenursing hubungan
tersebut dapat terbina melaluipenggunaan telepon, internet atau alat komunikasi
yang lainnya.
Aplikasi Telenursing
Praktek telenursing dapat
diaplikasikan dalam berbagai setting areakeperawatan. Perawat dapat
praktek dalam berbagai setting perawatan sepertiambulatory care, call
centers, home visit telenursing, bagian rawat jalan dan
bagiankegawatdaruratan. Bentuk-bentuk telenursing dapat berupa
triage telenursing, call-center services,konsultasi melalui secure
email messaging system, konseling melaluihotline service, audio atau videoconferencing antara
klien dengan petugas kesehatanatau dengan sesama petugas kesehatan, dischargeplanning
telenursing, home-visittelenursingdan websites untuk sebagai
pusat informasi dan real-timecounseling pada pasien (CNA, 2005)
ManfaatTelenursing
Menurut
Britton (1999), ada beberapa keuntungan telenursing yaitu :
Efektif
dan efisien dari sisi biaya kesehatan, pasien dan keluarga dapatmengurangi
kunjungan ke pelayanan kesehatan ( dokter praktek,ruang gawatdarurat, rumah
sakit dan nursing home)
Dengan
sumber daya yang minimal dapat meningkatkan cakupan dan jangkauanpelayanan
keperawatan tanpa batas geografis
Telenursing
dapat menurunkan kebutuhan atau menurunkan waktu tinggal dirumah sakit.
Pasien
dewasa dengan kondisi penyakit kronis memerlukan pengkajian danmonitoring yang
sering sehingga membutuhkan biaya yang banyak. Telenursingdapat meningkatkan
pelayanan untuk pasien kronis tanpa memerlukan biaya danmeningkatkan
pemanfaatan teknologi
Berhasil
dalam menurunkan total biaya perawatan kesehatan dan meningkatkanakses untuk
perawatan kesehatan tanpa banyak memerlukan sumber.
Kualifikasi dan Skill Perawat
dalam Telenursing
Menurut
Scotia (2008), kompetensi yang diperlukan oleh seorang perawat untukmelakukan
telenursing adalah sebagai berikut: memiliki karakteristik personal: sikappositif,
terbuka terhadap teknologi dan memiliki skill yang baik tentang
teknologi;memiliki pengetahuan dan kemampuan untuk mengoperasikan teknologi
informasi, seperti kemampuan untuk mengoperasikan kamera, videoconferencing,
computer dan lain-lain, mengerti tentang keterbatasan dari teknologi
yang digunakan; kemampuan untukmempertimbangkan sesuai atau tidaknya kondisi
klien untuk dilakukan telenursing;mengetahui protocol dan
prosedur telehealth, memiliki kemampuan komunikasi yangbaik dan melakukan
praktek berdasarkan evidence based dan riset.
Telenursing dan Kepatuhan dalam
Program Pengobatan
Menurut
Verma (2012) Sebagian besar biaya tambahan dapat dikaitkan dengan non-kepatuhan
terhadap rejimen obat dan komplikasi yang terjadi akibat dari
ketidakpatuhan.Komplikasi lebih lanjut dapat menambah masalah psikologis dan
patologis juga.Hal ini tentu mempengaruhi terhadap kualitas hidup, meningkatkan
lama tinggal pengobatan dan hari rawat dan menghabiskan sumber daya kesehatan
yang berharga yang pada sebenarnya bisa digunakan untuk pasien yang memang
benar-benar membutuhkan.
Karena
akses kesehatan yang terbatas dan penerimaan informasi yang tersedia terbatas
sehingga dapat menimbulkan dampak klinis dan keuanganbagi pasien yang sedang
mengalami penyakit kronis, Telenursing inisangat membantu terutama untuk
negara-negara berkembang dalam menjembatani kesenjangan antara kebutuhan dan
infrastruktur kesehatan yang tersedia. Perawat dapat membantu pasien penyakit
kronis dengan memberikan pendidikan, konseling, review dan memonitor status
kesehatan dengan rutin. Proses ini bahkan dapat memastikan untuk mengingatkan
pasien dari janji mereka du untuk konsultasi dan penyelidikan. Selain SMS
otomatis dan pengingat telepon meningkatkan kemungkinan pasien menjaga janji
mereka dan mengikuti jadwal obat resep. Perbaikan kecil namun signifikan
seperti dalam protokol perawatan dan otomatisasi proses administrasi memiliki
potensi besar penghematan biaya dan meningkatkan kepatuhan.Beberapa studi
mendukung bukti bahwa intervensi berbasis telepon oleh seorang perawat terlatih
meningkatkan hasil pada pasien penyakit kronis. Manfaat klinis diperoleh secara
tidak langsung dengan kepatuhan pasien membaik teradadap
pengobatan, pengkajian, dan tindak lanjut janji dengan dokter. Dalam
sebuah penelitian, pasien yang dihubungi dan dididik oleh perawat pada kasus
diabetes yang tidak terkontrol dan hipertensi mengikuti
saran dengansungguh-sungguh.
Dalam
sebuah studi di India untuk menyelidiki efektivitas perawat dipimpin
telepon menindaklanjuti kontrol glikemik kepatuhan terhadap rekomendasi kontrol
diabetes. Laporan tersebut menunjukkan bahwa dukungan telepon perawat dapat
meningkatkan kontrol glukosa darah dan meningkatkan kepatuhan dengan
rekomendasi lainnya termasuk pola makan, olahraga dll, obat. Dalam studi
lain interaksi dengan pasien asma melalui telenursing untuk menjawab
pertanyaan pada obat-obatan, saran, dan janji rawat jalan. Laporan
tersebut menyatakan peningkatan yang signifikan dalam kepatuhan
terhadap rawat jalan. Ini mengakibatkan berkurangnya jumlah re-rawat inap dan
berkurangnya jumlah kunjungan darurat, menyelamatkan yang juga berdampak
terhadap finansial pasien.
Model Telenursing
Model telenursing yang
salah satunya telah diaplikasikan oleh Kawaguchi(2004) daridari University
of Tsukuba,Jepang, model ini lebih menekankan
kepadapengembangan “sistem telenursing”untuk pasien dengan kondisi
kronik,yaitu diterapkan pada klien diabetes mellitus tipe 2. Klien dengan
penyakit kronisseperti DM atau penyakit jantung sangat sesuai untuk melakukan telenursing,mengingat
klien dengan kondisi ini memerlukan pembelajaran dan pemeliharaankondisi
kesehatan secara terus menerus. Mereka mungkin memiliki motivasi yang
tinggitetapi kurang mendapatkan pengetahuan dan kemampuan, dengan adanya telenursingmaka
mereka dapat mengakses informasi dan kontak secara terus menerus denganpetugas
kesehatan, sehingga mereka bisa menginformasikan kondisi kesehatan
merekasecara up to date dan mereka akan mendapat pengananan segera
melalui telenursingsystem. Model yang diaplikasikan Kawaguchi (2004)
terdiri dari:
Database
server: yang berlokasi di pusat kesehatan universitas wilayah
regional,berfungsi sebagai pusat penyimpan dan penyampai data dan informasi.
Melaluidatabase server ini, klien, perawat dan dokter dapat melihat dan
memasukkan datadalam website.
Health
subcenter: berlokasi di seluruh wilayah di daerah-daerah, dimana di
pusatkesehatan ini terdapat perawat-perawat on call, yang akan mendapatkan
instruksidari database server, jika ada klien yang membutuhkan bantuan
maka klien akandidatangi oleh perawat dari pusat subcenter terdekat
dengan lokasi klien.Sistem telenursing ini menginformasikan tiga tipe
informasi yang akan dikirimklien kepada perawat. Informasi tersebut adalah:
Email dari
pasien tentang laporan mengenai status kesehatan dan hal lain yangdianggap
penting oleh klien. Pasien mengisi email untuk menuliskan apa yangdirasakan
klien atau untuk bertanya mengenai status kesehatannya. Mereka akanmenulis
keadaan kesehatannya saat ini dengan skala visual analog dari skala 1(sangat
baik) sampai skala 5 (buruk), hal ini memungkinkan tenaga kesehatan
dapatmengkaji klien lebih baik dan memberi respon sesuai dengan kebutuhan
pasien.
Vital
Sign: yaitu tekanan darah, denyut nadi, pernafasan, suhu, diukur oleh
klienkarena klien memiliki alat-alat pengukurnya. Selain itu pasien juga
memiliki alatfinger pletysmography yang dipasang pada jari klien untuk
mengukur gelombangtubuh sebagai indikator kesehatan klien, alat ini dibuat
oleh A BACS detector,Computer Convenience Ltd, Jepang. Data pletysmography
ini ditransfer secaraotomatis melalui laptop klien via data cabel.
Video
mail: yang akan mengirimkan gambar klien, hal ini penting agar perawat biasmelihat
atau mengevaluasi keadaan kliennya secara langsung melalui visualisasigambar
atau video denagn webcam Sanwa Supply dan Window MovieMaker. Kliendapat
mengirim videonya melalui fasilitas ini
Alur
dalam pelaksanaan telenursing yang diaplikasikan Kawaguchi et al
(2004)adalah sebagai berikut:
Klien
akan memasukkan informasi setiap hari dengan memasukkan data-datanyapada
website pasien. Pasien juga dapat melihat data-data sebelumnya di homepagepasien
dan melihat saran/instruski dari dokter atau perawat sesuai dengankondisinya.
Informasi
dari pasien akan disimpan oleh pusat data dan dapat dilihat oleh perawatdan
dokternya setiap hari. Kemudian perawat dan dokter melakukan analisa data
danmemutuskan apakah pasien hanya memerlukan intervensi melalui telenursing atauperlu
dilakukan homevisit. Jika klien bisa diberikan intervensi melalui telenursingmaka
perawat akan memberikan instruksi-instruksi pada website pasien, danmemastikan
apakah pasien melakukan instruksi tersebut atauu tidak dengamenelpon pasien
atau melakukan video conference dengan pasien. Jika pasientersebut
perlu dilakukan home visitmaka perawat di subcentered terdekat
akanmendatangi pasien.
Aspek Legal dan Etik yang
berhubungan Telenursing
Dalam
memberikan asuhan keperawatan secara jarak jauh maka diperlukan kebijakan umum
kesehatan (terintegrasi) yang mengatur praktek, SOP/standar operasi prosedur,
etik dan profesionalisme, keamanan, kerahasiaan pasien dan jaminan informasi
yang diberikan. Kegiatan telenursing mesti terintegrasi dengan startegi dan
kebijakan pengembangan praktek keperawatan, penyediaan pelayanan asuhan
keperawatan, dan sistem pendidikan dan pelatihan keperawatan yang menggunakan
model informasi kesehatan/berbasis internet.
Perawat
memiliki komitmen menyeluruh tentang perlunya mempertahankan privasi dan
kerahasiaan pasien sesuai kode etik keperawatan. Beberapa hal terkait dengan
isu ini, yang secara fundamental mesti dilakukan dalam penerapan tehnologi
dalam bidang kesehatan dalam merawat pasienadalah :
-Jaminan
kerahasiaan dan jaminan pelayanan dari informasi kesehatan yang diberikan harus
tetapterjaga
-Pasien
yang mendapatkan intervensi melalui telehealth harus diinformasikan potensial
resiko (seperti keterbatasan jaminan kerahasiaan informasi, melalui internet
atau telepon) dankeuntungannya
-Diseminasi
data pasien seperti identifikasi pasien (suara, gambar) dapat dikontrol dengan
membuat informed consent (pernyataan persetujuan) lewat email.
-Individu
yang menyalahgunakan kerahasiaan, keamanan dan peraturan dan penyalah gunaan
informasi dapat dikenakan hukuman/legal aspek.
C.Simpulan dan Rekomendasi
1.Simpulan
Telenursing adalah
bagian integral dari telehealth, ini dapat digunakan untuk memberikan
pelayanan keperawatan professional dan juga meningkatkan kemandirian dan
kepuasan pasien serta partisipasi aktif keluarga dan dalam seting perawatan
pasien yang mengalami penyakit kronis dan penyakit yang menyebabkan
ketergantungan.Dengan telenursing tentu memberikan dampak yang positif
penderita penyakit kronis dan mempengaruhi terhadap kualitas hidup.
Telenursing
menunjukkan potensi untuk meningkatkan kepatuhan dan mengurangi biaya perawatan
dalam kasus-kasus penyakit kronis. Manfaatnya tergantung pada pendekatan, model
dan struktur untuk mengeksploitasi potensi yang sebenarnya. Hal ini dapat
meningkatkan manajemen penyakit kronis dan hasilnya akan optimal jika program
ini dirancang dengan baik dengan target populasi tertentu dan menetapkan tujuan
jelas serta pemantauan dan evaluasi yang berkesinambungan.
2.Rekomendasi / Implikasi
Telenursing dapat
diaplikasikan dengan memerhatikan dan mempersiapkan beberapa hal antara
lainsumberdaya manusia kesehatan khususnya keperawatan, sarana dan
prasarana teknologi informasiyang memadai dan sesuai, tersedianya
panduan dan standar praktek bagi telenurseatau SOP dan
algoritma, adanya kodeetik dan suatu badan yang akan mengatur praktek
telenursing dengan profesi kesehatanyang lain.
Pelaksanaan telenursing di
Indonesia sangat memungkinkan dilaksanakan di indonesia, hal ini sangat
erat kaitannya dengan permasalahan yang ada di Indonesiayaitu belum
meratanya pembangunanan kesehatan dan akses kesehatan yang sangat terbatas
terkebih lagi diareh terpencil, Namun demikian dalam pelaksanaannya tentu perlu
didukung oleh SDM dan infrastuktur. Hal ini tentu memerlukan dukungan dan
kerjasama berbagai pihak yang terkait dalam hal ini instansi pelayanan
kesehatan seperti rumah sakit, klinik, puskesmas dan yang lainnya untuk meningkatkan
SDM keperawatan khususnya tentang teknologi informasi keperawatan sehingga
program ini bisa dijalankan oleh instansi dan tentu akan membantu masyarakat
khususnya yang mempunyai permasalahan atau penyakit kronis.
Daftar Pustaka
American
Nurses association. (1996). Telehealth-issues for nursing. Dalamhttp://ana.org/readroom/tele2.htm.
Diperoleh tanggal 29 Oktober2012.
American
Association of Ambulatory Care Nursing(AAACN). 2004. Definitions of
telehealth nursing / tele nursing. Diakses Melalui. www.americantele.org.
30 Oktober 2012.
Barret,
et al. (2009). Challenges faced in implementationof a telehealth enabled
chronicwound care system. The International Electronic Journal of Rural and
RemoteHealth Research, Education, Practice and Policy. ARHEN:http//www.rrh.org.auDiakses
melalui www.proquest.com tanggal 29 Oktober
2012.
Cady,
et al. (2009). A telehealth Nursing intervention reduces
hospitalizations inchildren with complex health condition. Journal of
Telemedicine and Telecare2009; 15: 317-320. Diakses melalui www.ebsco.com tanggal
29 September2012.
Canadian
Nurses Assosiation. (2005). NurseOne, the Canadian Nurses Portal Ottawa.Diakses melalui www.cna-alic.ca Tanggal
25 Oktober 2012.
Greenberg,
M Elizabeth (2000). The domain of telenursing: Issues and prospects.Publication
info: Nursing Economics 18. 4 (Jul/Aug 2000): 220-2, 201.Diakses melalui www.proquest.com tanggal
29 Oktober 2012.
Kawaguchi
et al. (2004). Development of a telenursing system for patients with
chroniccondition. Journal of Telemedicine and Telecare; 10: 239-244. Diakses
melaluiwww.ebsco.com tanggal 29 Oktober
2012.
Scotia.
(2008). Telenursing practice guideline. College of Registered Nurses of
NovaScotia. Diakses melalui www.proquest.com tanggal
28 Oktober 2012.
Swansburg,
Russel C. (2000). Introduction to Management and Leadership for Nurse
Managers. Jones & Bartlett Learning.
Verma,
Nitin. (2012) Teletriage : Key to Increase Compliance in patient. E-health
JournalThe Interprise of health care 2012. Diakses melaluihttp://ehealth.eletsonline.com pada
tanggal 30 Oktober 2012.
Padila, P.,
Lina, L., Febriawati, H., Agustina, B., & Yanuarti, R. (2018). HOME VISIT
BERBASIS SISTEM INFORMASI MANAJEMEN TELENURSING. Jurnal Keperawatan Silampari, 2(1), 217-235.
https://doi.org/https://doi.org/10.31539/jks.v2i1.305
Komentar
Posting Komentar